Konduktor adalah benda atau bahan yang dapat menghantarkan listrik atau panas dengan baik. Contohnya, tembaga, besi, baja, emas, dan perak.
Apa kabar adik-adik? Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat. Materi fisika kita kali ini akan membahas tentang bahan penghantar panas dan arus listrik, yaitu konduktor.
Cobalah ambil sebatang besi, pegang salah satu ujungnya, kemudian dekatkan ujung yang lain dengan api selama waktu tertentu.
Apa yang terjadi? Yah benar, bagian ujung yang kita pegang terasa panas. Kok bisa panas yah, padahal ujung tersebut tidak berdekatan dengan api?
Nah, untuk mengetahui alasannya silahkan simak materi berikut ini...
Pengertian Konduktor
Apa yang dimaksud dengan konduktor? Dalam ilmu fisika, konduktor adalah benda atau bahan yang dapat menghantarkan panas atau listrik dengan baik.
Pada ilustrasi di atas, ujung yang kita pegang bisa terasa panas karena besi merupakan bahan konduktor. Selain panas, besi juga bisa menghantarkan arus listrik. Konduktor panas adalah bahan yang memiliki sifat mudah menghantarkan panas.
Eits, jangan pernah coba dekatkan besi dengan sumber listrik yah, kalian pasti akan tersengat.
Konduktor dapat dengan mudah menghantarkan muatan listrik dengan baik karena memiliki banyak elektron-elektron bebas. Hal ini disebabkan oleh struktur molekul konduktor yang mudah melepaskan elektron-elektron terluar.
Sebagian besar logam memiliki sifat ini. Secara berturut-turut, jenis konduktor listrik yang paling baik adalah Emas (Au), perak (Ag), tembaga (Cu), aluminium (Al), seng (Zn), besi (Fe).
Sifat-Sifat Konduktor
Konduktor memiliki beberapa sifat yang memungkinkan bahan ini bisa menghantarkan arus listrik/panas, antara lain sebagai berikut:
1. Memiliki daya hantar listrik
Daya hantar listrik didapat dari banyaknya elektron-elektron bebas yang terkandung dalam bahan konduktor.
Meskipun sebagian besar elektron yang dimiliki konduktor terikat kuat pada inti atomnya, ada sebagian kecil yang dapat bergerak bebas dari satu atom ke atom yang lain. Elektron-elektron inilah yang memungkinkan terjadinya arus listrik pada konduktor.
2. Hambatan Jenis (Resistivitas) yang Kecil
Semakin kecil hambatan jenis suatu bahan, maka semakin baik nilai konduktivitasnya. Konduktivitas merupakan ukuran kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik.
Sebagian besar bahan dari kelompok logam memiliki nilai hambatan jenis yang kecil sehingga memiliki konduktivitas yang baik. Berikut ini adalah tabel resistivitas (hambatan jenis) bahan-bahan konduktor:
Nama Bahan
| Resistivitas (Ωm) |
---|
Perak
| 1,47 x 10-8 |
Tembaga
| 1,72 x 10-8 |
Emas
| 2,44 x 10-8 |
Aluminium
| 2,75 x 10-8 |
Tungsten
| 5,25 x 10-8 |
Baja
| 20 x 10-8 |
Timah
| 22 x 10-8 |
Air raksa
| 95 x 10-8 |
Manganin
| 44 x 10-8 |
Constantan
| 49 x 10-8 |
Nikrom
| 100 x 10-8 |
3. Daya Hantar Panas Tinggi
Konduktor memiliki sifat daya hantar panas yang tinggi. Setiap bahan yang memiliki daya hantar panas yang tinggi bisa dikategorikan sebagai konduktor.
Bahan-bahan logam sebagian besar memiliki daya hantar panas tinggi sehingga dapat berfungsi sebagai konduktor.
4. Tegangan Tarik yang Kuat
Konduktor adalah bahan yang memiliki tegangan tarik yang kuat agar penyaluran daya menjadi optimal. Tegangan tarik sendiri dipengaruhi oleh aliran arus dan suhu.
Semakin kuat suatu bahan mengatasi pengaruhi suhu dan aliran arus, maka semakin baik bahan tersebut berfungsi sebagai konduktor.
5. Daya Elektro-Motoris Termo Kecil
Daya elektro-motoris adalah daya yang timbul akibat perbedaan bahan antara konduktor dan titik kontak pada sebuah rangkaian listrik, umumnya disebabkan oleh perbedaan suhu antara kedua bahan sehingga disebut juga daya elektro-motoris termo.
Daya elektro-motoris menyebabkan terjadinya penyimpangan arus dan tegangan listrik. Semakin kecil daya elektro-motoris suatu bahan, maka semakin baik bahan tersebut berfungsi sebagai konduktor.
Syarat-Syarat Konduktor
Syarat-syarat konduktor yang baik, antara lain sebagai berikut:
1. Konduktivitas yang baik
Syarat suatu konduktor adalah memiliki konduktivitas yang baik. Semakin besar nilai konduktivitas suatu konduktor, maka semakin baik kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik.
Konduktivitas suatu bahan dinyatakan dengan simbol sigma (σ) dalam satuan Mho/m. Di antara semua konduktor, perak merupakan bahan yang memiliki nilai konduktivitas tertinggi, yaitu 6,1 x 107 Mho/m.
Berikut ini adalah tabel konduktivitas berbagai jenis bahan konduktor:
Nama Bahan
| Konduktivitas (Mho/m)
|
---|
Air suling
| 4
|
Karbon
| 3 x 104 |
Grafit
| 106 |
Besi tuang
| 106 |
Merkuri (Air raksa)
| 106 |
Nikrom
| 105 |
Konstantan
| 1 x 106 |
Timah putih
| 5 x 106 |
Timah hitam
| 9 x 106 |
Tungsten
| 1,8 x 106 |
Seng
| 1,7 x 106 |
Aluminium
| 3,5 x 107 |
Emas
| 4,1 x 107 |
Tembaga
| 5,7 x 107 |
Perak
| 6,1 x 107 |
Kebalikan dari konduktivitas adalah resistivitas (hambatan jenis). Jika konduktivitas diharapkan tinggi, maka resistivitas sebaliknya, makin kecil makin baik.
σ = 1/ρ
σ = konduktivitas bahan (Mho/m)
Nilai resistivitas (hambatan jenis) suatu konduktor ditentukan dengan rumus:
ρ = ρ0 {1 + α (T - T0)}
Keterangan:
- ρ = resistivitas (hambatan jenis) pada suhu T (Ωm)
- ρ0 = resistivitas (hambatan jenis) pada suhu referensi (biasanya 200C atau 293,16 K) (Ωm)
- T0 = suhu referensi (K)
- α = koefisien suhu hambatan listrik (/0C)
Sementara itu, kemampuan bahan untuk menahan arus listrik yang mengalir melalui penampang bahan disebut hambatan listrik (R). Hambatan listrik konduktor dirumuskan:
R = ρ . L/A
Keterangan:
- R = hambatan listrik (Ω)
- ρ = resistivitas (hambatan jenis) (Ωm)
- L = panjang penghantar (m)
- A = luas penampang penghantar (m2)
Selain panjang dan luas penampang penghantar, hambatan listrik konduktor juga dipengaruhi oleh suhu, dirumuskan:
RT = R0 {1 + α (T - T0)}
Keterangan:
- RT = hambatan listrik pada suhu T (K)
- R0 = hambatan listrik pada suhu T0 (K)
2. Kekuatan Mekanik Tinggi
Kemampuan mekanik (mekanis) adalah kemampuan suatu bahan untuk menerima beban/gaya/energi tanpa menimbulkan kerusakan pada bahan tersebut.
Konduktor pada umumnya memiliki kekuatan mekanik yang tinggi agar bisa dialiri panas atau arus listrik dengan baik.
Kekuatan mekanik bahan konduktor didapat dari susunan partikel-partikel penyusun bahan. Semakin rapat, maka semakin baik kekuatan mekanisnya.
Partikel-partikel penyusun bahan akan bergetar (vibrasi) ketika dialiri oleh sumber listrik atau panas. Semakin cepat vibrasinya, maka makin baik pula listrik dan panas dihantarkan.
Namun, getaran itu harus diimbangi oleh kekuatan mekanis yang tinggi agar penghantar tidak rusak (patah atau putus).
3. Koefisien Muai Kecil
Bahan konduktor adalah bahan yang memiliki koefisien muai yang kecil sehingga sekalipun pada suhu yang tinggi, konduktor tetap menghantarkan listrik dengan baik.
4. Modulus Elastis Besar
Bahan konduktor juga harus memiliki modulus elastis yang besar. Modulus elastisitas adalah perbandingan antara tegangan dan regangan.
Nilainya menunjukkan ketahanan suatu konduktor untuk mengalami deformasi elastis dan kerusakan ketika dialiri tegangan listrik atau panas yang tinggi.
Karakteristik Konduktor
Bahan-bahan konduktor memiliki karakteristik khusus, antara lain sebagai berikut:
- Karakteristik listrik, yaitu sifat bahan yang bisa dilalui arus listrik. Karakteristik ini terdiri dari hambatan, hambatan jenis, panjang, dan luas penampang konduktor.
- Karakteristik mekanik, yaitu kemampuan suatu bahan untuk menahan semua gaya, tekanan, atau tarikan yang diberikan pada bahan tersebut. Bahan yang memiliki daya tarik yang tinggi, misalnya tembaga, besi, dan baja.
Bahan-Bahan Konduktor
Bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor antara lain adalah
- Logam biasa seperti besi, tembaga, dan alumunium.
- Logam campuran (alloy) yaitu logam dari tembaga atau alumunium yang dicampur dengan logam lain dalam jumlah tertentu. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kekuatan mekanis dari logam.
- Logam paduan, yaitu sebuah campuran dari dua atau lebih jenis logam yang dipadu dengan teknik kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).
Di antara semua bahan di atas, bahan yang paling umum digunakan sebagai konduktor adalah tembaga.
Tembaga dipilih karena mempunyai nilai hambatan jenis yang sangat kecil dan harga yang murah serta ketersediaannya yang cukup melimpah di alam.
Contoh Bahan Konduktor
Berikut ini adalah beberapa contoh bahan konduktor yang bisa digunakan sebagai penghantar listrik:
1. Aluminium
Aluminium adalah contoh bahan yang bersifat konduktor. Aluminium merupakan bahan yang memiliki sifat mekanik yang baik, ringan, dan tahan terhadap korosi.
Lambang aluminium adalah Al, dan nomor atomnya 13. Beberapa jenis konduktor yang terbuat dari bahan aluminium, antara lain:
- Jenis AAC (All Aluminium Conductor), yaitu konduktor yang terbuat dari bahan aluminium murni.
- Jenis AAAC (All Aluminium Alloy Conductor), yaitu konduktor yang terbuat dari campuran aluminium.
- Jenis ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced), yaitu konduktor aluminium dengan inti bahan baja.
Alumunium murni mempunyai massa jenis 2,7 g/cm3, dengan titik leleh 658 0C dan tidak bersifat sebagai korosif.
Alumunium mempunyai daya hantar sebesar 35 m/Ωmm2 sekitar 61,4% dari daya hantar tembaga. Alumunium murni mudah dibentuk karena lunak dengan kekuatan tarik 9 kg/mm2.
Oleh sebab itu, alumunium sering dicampur dengan tembaga untuk memperkuat daya tariknya.
2.Timah
Timah merupakan jenis konduktor yang lebih banyak diterapkan pada papan rangkaian untuk menghubungkan seluruh komponen-komponen elektronika yang terpasang.
Penggunaannya pada rangkaian dilakukan dengan bantuan solder. Kelemahan timah adalah mudah mengalami korosi apabila bersentuhan dengan air.
3. Tembaga
Tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi yaitu 57 m/Ωmm2 pada suhu 20 0C dengan koefisien muai suhu 0,004 /0C.
Tembaga mempunyai daya tarik 20 hingga 40 kg/mm2. Pemakaian tembaga sebagai bahan penghantar misalnya pada kawat berisolasi (NYA, NYAF), kabel (NYM, NYY, NYFGbY), busbar, lamel mesin dc cincin seret pada mesin AC dan sebagainya.
Komentar
Posting Komentar